Lolita


lolita vladimir nabokov serambiJudul: Lolita
Penulis: Vladimir Nabokov
Tahun terbit: 2009
Penerbit: Serambi
Tebal Halaman: 525
ISBN: 978-979-1112-86-4

Humbert tak tega memperlakukan anak tirinya, Dolores Haze, seperti seorang kekasih. Tetapi birahi lebih sering berbicara daripada logika.

Humbert mengalami masa percintaan yang terputus dengan Anabel. Pacar masa kecilnya itu meninggal sebelum dia sempat mengungkapkan segala rasa cintanya. Rupanya rasa-cinta-terputus membekas begitu dalam meskipun ia sudah berumur tigapuluhan.

Saat pindah ke Amerika, Charlote Haze menawarkan rumahnya sebagai tempat kos sementara bagi Humbert sepanjang dia masih belum memiliki tempat yang sesuai dengan keinginannya. Rumah Charlote pada dasarnya tidak sesuai dengan keinginan Humbert. Ia sudah merancang untuk mengatakan tidak dengan cara yang sopan. Keputusannya berubah ketika dia mengetahui bahwa Charlote mempunyai anak berumur 12 tahun bernama Dolores Haze. Dia terpikat dengan Dolores.

Perasaannya terhadap Lolita, begitu dia memanggilnya, ia tulis pada sebuah diari. Buku tersebut ia simpan pada sebuah kotak berkunci.

Suatu hari Charlote mengantar Dolores untuk pergi ke perkemahan musim panas. Sewaktu hendak pergi, Charlote membuat sebuah surat dan menitipkan pada penjaga rumah agar disampaikan kepada Humbert. Lewat surat tersebut, Humbert mengetahui bahwa Charlote menyukainya dan meminta Humbert menjadi suaminya. Humbert tidak mencintai Charlote. Tetapi dia memandang ada sebuah keuntungan, jika dia menjadi suami Charlote. Tentu saja gampang ditebak, supaya ia dapat mendekati Dolores Haze setiap hari.

Humbert menikahi Charlote. Dengan penuh penderitaan Humbert bertahan bercinta dengan Charlote sambil berharap agar Dolores cepat pulang ke rumah.

Suatu hari Humbert terkejut ketika memasuki kamar. Ia melihat kotak tempat ia menyimpan diarinya terbuka. Ia melihat tanda-tanda paksa dibuka. Ia segera tahu siapa yang melakukannya. Charlote. Dia segera menemuinya. Dari gerak-gerik Charlote yang marah, Humbert menebak, istrinya sudah membaca tulisan tempat Humbert menggambarkan ketertarikannya pada Dolores. Humbert ke ruang tengah dengan gelisah dan memikirkan bagaimana dia bersikap terhadap Charlote. Tiba-tiba telepon di rumahnya berbunyi. Tetangganya mengabarkan kalau Charlote tertabrak mobil di dekat rumahnya. Seketika Humbert berlari ke arah jalan. Dia melihat istrinya dengan kepala pecah. Di dekatnya tergeletak surat dalam sebuah amplop. Humbert segera mengambilnya. Ia menduga bahwa surat itu ada hubungan dengan dirinya.

Dengan alasan ibunya sakit, Humbert menjemput Dolores di perkemahannya. Ia mengatakan akan membawanya ke rumah sakit, tempat ibunya dirawat. Namun Humbert justru mengajak Dolores untuk berjalan-jalan di seluruh negara bagian Amerika serikat. Bagi Humbert perjalanan tersebut adalah surga, tetapi bagi Dolores adalah neraka. Di sepanjang perjalanan tersebut, tak terhitung berkali-kali Humbert menggauli Dolores.

Rupanya hubungan tak wajar tersebut tercium oleh Clare Quilty, seorang penulis naskah film-film Holywood. Clare suatu ketika bertemu dengan mereka berdua di salah satu penginapan. Suatu ketika Dolores harus dirawat di rumah sakit. Saat sembuh, Humbert masih belum dapat menjemputnya karena dia sendiri sedang sakit. Saat dia berkesempatan menjemput. Dia begitu marah, ternyata ada seseorang yang menjemput Dolores dan pihak rumah sakit tak dapat memberikan petunjuk yang pasti siapa laki-laki ini.

Humbert berusaha mencari-cari Dolores tapi gadis itu tak pernah ia temukan. Sampai lima tahun kemudian, dia mendapat sepucuk surat dari Dolores sendiri. Gadis itu ternyata sudah menikah dengan Rihcard F Schiller dan membutuhkan uang untuk membayar hutang-hutangnya. Dari pengakuan Dolores-lah, Humbert mendapat nama Claire Quilty. Humbert begitu marah, tidak saja karena Clare memisahkannya dari Dolores, terlebih karena perlakuan Clare yang tidak begitu baik pada Dolores. Sesudah memberikan uang beberapa ribu dolar pada Dolores, ia mendatangi Ramsdale dan membunuh Clare.

Novel beraroma pedophilia ini semula agak membuat saya kuatir. Saya sudah dapat menangkap aromanya ketika membaca judulnya. Yang membuat saya kuatir adalah penggambaran hubungan antara anak kecil dan tokoh prianya. Untunglah tidak terlalu dijelaskan sebagaimana Fifty Shades Of Grey (karangan EL James). Meskipun pemilihan kata-katanya masih terkesan agak terbuka untuk urusan seksual yang berhubungan dengan anak dibawah umur.

Dibuat dengan sudut pandang orang pertama (sudut pandang Humbert), novel ini menyajikan narasi tempat yang bagus. Meskipun banyak, saya tidak bosan membaca cerita tentang setting. Banyak penjelasan mengenai setting tempat cerita dengan menggunakan perumpamaan-perumpaan (majas). Hanya saja, bagi saya, beberapa perumpamaan tersebut terlalu abstrak sehingga memaksa saya untuk berhenti membaca sebentar untuk mengerti artinya.

Karena sudut pandang orang pertamanya dari sudut Humbert, maka tak heran hanya tokoh Humbert yang bisa kita rasakan emosinya. Sayang sekali sebenarnya. (Apakah ini kelemahan sudut pandang orang pertama?), andai saja sudut pandang pertama dari Dolores Haze akan lebih menarik, sebab disini yang menderita adalah dia (dan bisa menjadi cerita psikologi yang menarik). Humbert digambarkan sangat tak berdaya dengan birahinya pada gadis kecil. Dia tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Bahkan dia pura-pura diam tertidur saat Dolores menangis di malam-malam setelah Humbert menggaulinya, tapi sebenarnya dia juga merasa bersalah.

Dolores Haze digambarkan sebagai gadis keras watak, sering menentang orang tuanya, dan senang mencoba hal-hal baru yang biasanya dilakukan gadis remaja di Amerika saat berusia seperti dirinya. Namun pemberontakannya pada Humbert sebagai bentuk rasa kesal dan tak berdayanya terhadap intimidasi Humbert tak berujung penyelesaian. Sebagai balasannya Humbert berusaha meredam sedikit rasa frustasi Dolores dengan membelikannya barang-barang yang sekiranya membuat dirinya senang.

Meskipun tebal dari novel ini 525, alurnya tidak terlalu menarik. Bisa saya katakan titik puncak alur ada di:

  1. Ketika Humbert bertemu Dolores

  2. Humbert kecewa karena harus menikah dengan Charlote hanya untuk mendekati Dolores

  3. Charlote meninggal

  4. Humbert mulai mengajak Dolores berjalan-jalan ke negara-negara bagian di Amerika

  5. Humbert kehilangan Dolores

  6. Humbert membunuh Clare Quilty

Diuar ke-enam diatas, cerita diisi dengan deskripsi hubungan tak wajar Humbert dan Dolores serta penggambaran setting tempat.

Saya sangat mengacungkan jempol bagi penerjemah, saudara Anton Kurnia. Disamping cerita jadi lebih enak dibaca, beliau juga menjelaskan arti dari bahasa asing (perancis) dan beberapa kata yang agak sulit dimengerti bagi orang Indonesia, semisal tentang mitologi yang digunakan Humbert untuk mengumpamakan sesuatu. Saya rasa novel ini adalah salah satu novel dengan penerjemahan yang tidak membuat bingung dan membuat pembaca tidak perlu googling atau membuka-buka kamus atau ensiklopedia.

6 responses to “Lolita

  1. jimbozthesandoz

    Maaf, dalam meresensi sebuah buku fiksi, biasanya peresensi tidak menceritakan bagian akhir dari buku yang diresensi. Itu sudah jadi semacam kode etik dalam dunia peresensian. Jadi saya harap di buku2 selanjutnya hal itu tidak dilakukan. Soalnya jadi tidak penasaran lagi. Tidak seru.

    Suka

  2. total dalam jam, sekitar 8 jam. Karena pas hari libur, saya tempuh sehari

    Suka

  3. Saya selalu mendapatkan wawasan baru setiap kali membaca resensi di blog ini. Ini cerita yang sangat kejam buat perempuan! 😦

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.